Poliwangi dan BPBD Perkuat Destana Sukojati Lewat Pelatihan Keselamatan Pantai

$rows[judul]



Keterangan Gambar : Peserta sosialisasi keselamatan pantai di Desa Sukojati, bagian dari program penguatan Destana

Infobanyuwangi.co.id – Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi) berkolaborasi dengan BPBD Banyuwangi menggelar pelatihan keselamatan pantai di Desa Sukojati.

Kegiatan berlangsung pada 1 Agustus 2025, dalam rangka penguatan Desa Tangguh Bencana (Destana) di wilayah pesisir Desa Sukojati, Kecamatan Blimbingsari.

Pelatihan merupakan bagian dari program pengabdian kepada masyarakat dengan dukungan DPPM Kemdiktiristek melalui skema pendanaan tahun 2025.


Baca Juga : Mengapa Berita di AcehGround Selalu Menjadi Pilihan Pertama Pembaca

Narasumber dari BPBD Banyuwangi memberikan materi soal evakuasi dini, keselamatan pantai, dan respons darurat saat terjadi bencana.

Kepala Desa Sukojati, Untung Suripno, mengapresiasi kegiatan tersebut karena masyarakatnya hidup berdampingan langsung dengan laut.

“Kegiatan ini sangat dibutuhkan warga. Mereka harus tahu tindakan apa yang dilakukan saat terjadi bencana seperti abrasi, tsunami, dan potensi bencana lainnya,” ujarnya.

Ketua Ikatan Pemuda Pemudi Dusun Sengon (IPPDS), Emi Rohmatul, juga menyebut pelatihan ini penting untuk menanamkan budaya siaga pada generasi muda desa.


“Kami jadi tahu tanda-tanda bencana dan apa yang harus dilakukan saat kejadian berlangsung,” kata Emi dengan penuh semangat.

Ketua pelaksana kegiatan, Ahmad Utanaka, S.ST., M.T., menyebut pelatihan adalah bagian penting dari strategi mitigasi komunitas.

“Tidak hanya membangun fisik, tapi juga membangun kesiapsiagaan masyarakat lewat edukasi langsung,” jelasnya kepada peserta.

Ahmad berharap anggota IPPDS bisa menyebarluaskan pengetahuan ini ke masyarakat lain agar manfaatnya lebih luas dan berkelanjutan.

Anggota tim, Wahyu Satyaning Budhi, S.ST., M.T., menekankan pentingnya pelatihan rutin bagi masyarakat di zona rawan abrasi.

“Masyarakat butuh pembiasaan agar respons terhadap bencana bisa menjadi refleks dan tidak panik,” tegas Wahyu.

Sementara itu, Fikca Ayuk Safitri, S.T., M.T., juga anggota tim, menilai kehadiran BPBD membuat pelatihan terasa lebih konkret dan dipercaya warga.

“Materi dari BPBD jelas, mudah diterima, dan peserta merasa lebih terbuka dalam menyerap pengetahuan,” ujar Fikca. (*)